Minggu, 06 Mei 2012

makalah perkembangan dan kematangan anak di usia SD


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Menghadapi era globalisasi dan tantangan dunia pekerjaan yang semakin kompetitif, mengarahkan murid sedini mungkin mengenali karir, merupakan upaya strategis dalam mempersiapkan generasi yang tangguh. karir bukan kegiatan yang baru dan tiba-tiba melainkan memiliki perjalanan yang cukup panjang. Masa usia sekolah dasar dikatakan sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung usia 6 tahun hingga kira-kira usia 11 atu 12 tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar yang merupakan sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya.
Sekilas perjalanan bimbingan karir mengantar kita untuk menambah wawasan tentang perkembangan karir. Karir/jabatan dan pekerjaan merupakan istilah-istilah yang memiliki kedekatan arti, namun tetap memiliki ciri khas yang berbeda.
Bimbingan karir sangat perlu dilaksanakan pada jenjang SD karena disinilah murid mulai dikenalkan dasar-dasar dari pada bimbingan karir. Tahapan dan karakteristik perkembangan karir bagi anak SD memberikan wawasan kepada anak. Sebagai calon guru, bahwa dalam tahapan perkembangan anak ada titik rawan yang dapat diintervensi secara efektif.
Penyusunan suatu program bimbingan karir di sekolah hendaknya didasarkan pada beberapa prinsip sebagi berikut, di antaranya :
a.       Program bimbingan karir hendaknya di rencanakan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan terintegrasi.
b.      Program bimbingan karir hendaknya disusun dengan melibatkan diri siswa dalam proses perkembangannya.
c.       Program bimbingan karier hendaknya menyajikan berbagai macam pilihan tettang kesempatan kerja yang ada dalam lingkungannya serta dalam dunia kerja.
d.      Program bimbingan hendaknya mempertimbangkan aspek pribadi siswa secara totalitas
e.       Program bimbingan karier hendaknya diwujudkan untuk melayani semua siswa.

B.     TUJUAN
1.      mengetahui ciri-ciri anak sekolah dasar
2.      mengembangkan tugas perkembangan terhadap anak SD
3.      mengetahui program bimbingan karir di SD
4.      memahami dan menilai diri anak sd terutama mengenal potensi-potensi dasar.

C.    SASARAN
Adapun sasaran utama dalam hali ini adalah para siswa dan mahasiswa dalam mempersiapkan kematangan karir yang akan di tempuh dan ditekuni.



























BAB II
PERMASALAHAN

            Mengingat kurangnya kemampuan orang dalam berkarier ketika mereka dewasa, maka siswa sekolah dasar perlu dibekali tentang  pemahaman mereka tentang karier sedini mungkin, agar dasar-dasar dalam berkarier sudah mulai diterapkan pada anak dan mereka mampu mengembangkan tugas-tugas perkembangan sesuai tahap usia mereka, serta mampu mengambil keputusan secara tepat. Siswa sekolah dasar diharapkan bisa bertanggung jawab dengan segala apa yang menjadi tugas mereka.
Karier atau jabatan yang ditempuh oleh anak sekolah dasar harus sesuai dengan skill, potensi, minat dan bakat yang ada dan dimilki oleh anak tersebut untuk mencapai perkembangan kariernya. Kemudian siswa dapat  menghasilkan prestasi yang baik dalam jabatan tersebut.
Sekarang ini banyak masalah-masalah yang timbul sehingga sulit untuk mencari jalan keluar permasalahan tersebut, masalah yang sering timbul dalam karir adalah :
1.      Penempatan lapangan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan
2.      Kurangnya informasi tentang dunia kerja
3.      Penyalahgunaan jabatan
4.      Ketidak pahaman tentang karir
5.      Ketelitian dalam menjalankan karir
6.      Hanya memikirkan kesenangan karir tanpa memikirkan dampak ke depannya.
7.      Timbulnya hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungan
8.      Kurangnya pemahaman-pemahaman nilai-nilai yang ada pada dirinya dan dalam masyarakat.










BAB III
ISU-ISU PERKEMBANGAN KARIER

Dewasa ini banyak timbul isu-isu mengenai kurangnya pemahaman dan layanan tentang karir belum sepenuhnya diterapkan di tingkat sekolah dasar. Pada dasarnya tingkatan SD sudah memiliki kematangan dan dapat berkembang karirnya sesuai dengan tugas perkembangan mereka sesuai usianya.
Adanya hambatan-hambatan dalam proses perkembangan karirnya membuat mereka tidak dapat mengembangkan potensi, minat dan bakatnya.

























BAB IV
PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIER ANAK SEKOLAH DASAR

A.    CIRI-CIRI ANAK SEKOLAH DASAR
1.      Karekteristik Umum
Masa keserasian anak sekolah dasar dapat di perinci menjadi dua fase, yaitu :
a.       Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10
b.      Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13.

               I.            Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar
Beberapi ciri khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti yang disebut dibawah ini :
1.      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
2.      Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
3.      Ada kecenderungan memuji sendiri
4.      Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
5.      Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu permasalahan maka permasalahan itu dianggapnya tidak penting.
6.      Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapot) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

            II.            Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa ciri khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut :
1.      Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, hal ini menimbulkan adanya kecenderuangan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis
2.      Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar
3.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor yang ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor
4.      Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
5.      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagi ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah
6.      Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri

2.      Karakteristik Khusus
1.      Faktor Intelekual
Faktor intelektual dari siswa ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya melalui konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata gambar).
Perkembangan faktor intelektual, siswa sekolah dasar, dapat ditelusuri mulai dari masa bermain. Dengan mulainya anak bersekolah, maka dunianya semakin luas dan demikian minatnya. Dengan bertambah luas minatnya, maka bertambah pula pengertiannya tentang orang-orang dan benda-benda yang sebelumnya sedikit sekali atau sama sekali tidak berarti baginya.
Tidak hanya pemahamannya mengenai lingkungannya meningkat melalui pengajaran formal yang diterima di kelas, tetapi juga diperluas melalui pertukaran pikiran dengan teman-teman sebayanya dan melalui kemampuan membacanya. Dari pengalamannya yang diperluas dan dari pelajaran-pelajarannya di sekolah, anak mengembangkan sikap yang lebih realistis.
2.      Faktor Kognitif
Melalui kemampuan kognitif ini, siswa dapat menghadirkan realitas dunia di dalam dirinya sendiri, dan hal-hal yang bersifat material dan berperaga sepeti perabot rumah tangga, kendaraan, bangunan dan orang, sampai hal-hal yang tidak bersifat material dan berperaga seperti ide “keadilan, kejujuran” dan lain sebagainya. Perlu diingat bahwa mengingat dan berpikir merupakan aktivitas kognitif yang utama.
Mengingat adalah yang membuat orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau. Ada dua bentuk mengingat, yaitu : mengenal kembali dan mengingat kembali.
Dalam berpikir, siswa berhadapan dengan objek-objek yang diwakili dalam kesadaran. Dalam berpikir objek hadir dalam bentuk representasi yang paling pokok adalah tanggapan, pengertian atau konsep dan lambang verbal. Makin berkembang si anak, makin kaya ia akan tanggapan-tanggapan.
3.      Faktor Verbal
Faktor verbal pada masa usia sekolah dasar adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa. Pada saat ini mereka mengerti dengan mudah instruksi-instruksi yang diberikan oleh orang lain dan  mengerti ati cerita-cerita yang akan dibacakan kepada mereka. Mendengarkan radio dan menonton televisi ternyata sangat menguntungkan bagi perkembangan penbendaharaan bahasa anak-anak.
Sepanjang masa sekolah pandangan sosial anak bertambah luas, dan ia menemukan bahwa bahasa merupakan alat yang penting untuk kesatuan kelompok. Menyadari hal ini, menyebabkan motivasinya menjadi lebih besar untuk belajar berbicara lebih baik. Ia juga menyadari bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang sederhana, seperti menangis dan gerakan-gerakan tangan, secara sosial tidak diterima dan ini memberinya inisiatif yang lebih untuk meningkatkan kemampuan bahasanya. Di samping itu, sekolah menekankan pula perkembangan perbendaharaan kata susunan kalimat. Dengan pandainya anak membaca, maka bertambah pula perbendaharaan katanya dan ia semakin mengenal bentuk-bentuk susunan kalimat yang benar.
4.      Faktor Motorik
Keterampilan motorik memainkan peran penting dalam keberhasilan anak di sekolah dan dalam pergaulannya dengan anak-anak lain. Anak cenderung untuk menarik  diri dari kelompoknya dan mengembangkan sikap-sikap yang kurang sehat terhadap dirinya sendiri  dan kehidupan sosialnya. Pasa umumnya anak diberi kesempatan, seringkali mengikuti kegiatan motorik yang beraneka ragam, mereka mau berlatih tanpa kenal lelah untuk mencapai sukses dan mereka bangga atas pencapaiannya. Dengan berlatih akan tercapainya peningkatan baik dalam kecepatan maupun ketepatan.
5.      Faktor emosional
Anak SD mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidak dapat diterima dalam masyarakat, maka mereka mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi pada anak, dipengaruhi oleh suasana kehidupan ekspresi emosi didalam keluarga. Berbagai emosi yang dialami anak SD adalah marah, takut, cemburu, rasa ingin tahu dan kegembiraan yang meluap.
6.      Perkembangan moral
Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini anak sudah dapat memahami alasan mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah ataua baik-buruk.
7.      Perkembangan Spiritual
Sebagai anak yang tengah berada dalam tahap pemikiran operasional konkret, maka anak-anak usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan interpretasi secara konkret. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemahamannya mengenai konsep-konsep keagamaan. Misalnya gambaran tentang tuhan, pada awalnya anak-anak akan memahami tuhan sebagai subuah konsep konkret yang mempunyai perwujudan real, serta memiliki sifat pribadi sperti manusia. Namun seiring perkembangan kognitifnya, konsep ketuhanan yang bersifat konkret ini mulai berubah menjadi abstrak. Dengan demikian, gagasan-gagasan keagamaan, yaang bersifat abstrak dipahami secara konkret, seperti tuhan itu satu, tuhan itu amat dekat, tuhan itu ada dimana-mana, mulai dapat di pahami.
8.      Perkembangan fisik
Sampai dengan usia sekitar 6 tahun telihat bahwa badan anak bagian atas berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif masih pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5% hingga 6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inchi dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inchi dan berat 40-42,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969).
Jadi, pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama, masa dan kekuatan otot-otot seacar berangsur-angsur bertambah. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan lathan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan (Santrock, 1995).
9.      Perkembangan Spiritual
Sebagai anak yang tengah berada dalam tahap pemikiran operasional konkret, maka anak-anak usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan interpretasi secara konkret. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemahamannya mengenai konsep-konsep keagamaan. Misalnya gambaran tentang tuhan, pada awalnya anak-anak akan memahami tuhan sebagai subuah konsep konkret yang mempunyai perwujudan real, serta memiliki sifat pribadi sperti manusia. Namun seiring perkembangan kognitifnya, konsep ketuhanan yang bersifat konkret ini mulai berubah menjadi abstrak. Dengan demikian, gagasan-gagasan keagamaan, yaang bersifat abstrak dipahami secara konkret, seperti tuhan itu satu, tuhan itu amat dekat, tuhan itu ada dimana-mana, mulai dapat di pahami.

B.     TUGAS PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Masa sekolah merupakan masa yang penting bagi manusia, terutama menyangkut pembentukan mental dan sosialnya. Tugas-tugas perkembangan pada masa ini ialah:
1.             Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
Melalui perumbuhan fisik dan otak anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, senam pagi, dan permainan-permainan ringan.
2.             Membentuk sikap-sikap sehat terhadap dirinya demi kepentingan organismenya yang sedang tumbuh.
Hakikat tugas ini ialah :
a.              mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan.
b.             mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya dan juga menerima dirinya.
c.              Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebyanya mungkin diwarnai perasaan senang atau tidak senang.
d.             Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan akan tampak bahwa permainan yang dilakukan akan berbeda antara laki-laki dan perempuan.
e.              Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Pada usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menrima pengajaran.
f.              Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu disebut konsep (tanggapan). Bertambahnya pengalaman akan menambah perbendaharaan konsep pada anak. Semakin bertambah pengetahuan, semakin besar pula konsep yang diperoleh.
g.             Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini ialah, mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya.
h.             Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini ialah, utnuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang dari pengaruh orangtua dan orang lain.
i.               Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
Hakikat tugas ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai orang lain.

C.    BIMBINGAN KARIR DI SD
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bimbingan karier di Sekolah merupakan kegiatan yang paling awal dan mendasar bagi pengembangan karier secara menyeluruh. Pemberian materi bimbingan karier untuk para siswa disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang diikutinya. Bagi siswa SD pada umumnya, bimbingan karier dimaksudkan untuk:
1.      Mengembangkan sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan. Dalam hal ini guru kelas harus berhati-hati. Guru kelas menunjukkan atau menampilkan prasangka ataupun kecenderungan tertentu terhadap jenis-jenis pekerjaan (misalnya, pekerjaan tertentu disikapi positif, sedang lainnya disikapi negatif).
2.      Membawa para siswa menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada, terentang dari pekerjaan yang dijabat orang tua sampai ke segala macam pekerjaan di masyarakat.
3.      Menjawab berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan. Dorongan ingin tahu anak-anak akan membawa mereka menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan. Dalam hal ini jawaban atau informasi yang tepat dan benar harus segera diberikan setiap waktu bertanya.
4.      Menekankan jasa dari masing-masing jenis pekerjaan, yaitu untuk kesejahteraan hidup rumah tangga dan masyarakat (tidak hanya mengemukakan besarnya gaji atau penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan itu). Perlunya bakat atau kemampuan/keterampilan khusus untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu, terutama pekerjaan yang bermanfaat bagi pemberian bantuan kepada sesama manusia, hendaklah disampaikan.
Di samping itu, informasi pekerjaan untuk siswa kelas tinggi SD perlu diperluas dan diperkuat.
Hal ini bertujuan agar mereka memahami bahwa:
1.      Pekerjaan ada di mana-mana, di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, bahkan dunia. Pada tingkat perkembangan itu, siswa mulai membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang ada di desa dan di kota, di daerahnya sendiri dan di daerah lain. Siswa dirangsang untuk mulai menyadari bahwa ada banyak macam cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencari penghidupan dan memenuhi kebutuhan melalui berbagai jenis pekerjaan.
2.      Terdapat saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya. Pada diri siswa, perlu dikembangkan bahwa untuk terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik, para pekerja saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya para pekerja itu harus saling membantu dan bekerja sama.
3.      .Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk mencapai keberhasilan bagi sebagian jenis pekerjaan.
4.      Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat (yaitu tentang hakikat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, dsb).
5.      Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang menginginkan pekerjaan tertentu (seperti peralatan mahal, biaya untuk program pendidikan dan pelatihan mahal dan waktunya lama, kondisi kerja kurang menyenangkan, dsb).
6.      Untuk memilih pekerjaan atau karier di masa depan perlu kehati-hatian dan pertimbangan yang matang.

D.    PROGRAM BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR
Pada tahun 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melalui Direktorat Pendidikan Dasar, telah menerbitkan buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Siswa di Sekolah Dasar dalam rangka pelaksanaan Kurikulum tahun 1994. Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi layanan bimbingan di Sekolah Dasar ada tiga, yaitu: (1) bimbingan pribadi-sosial, (2) bimbingan belajar, dan (3) bimbingan karier. Jadi jelaslah bahwa secara formal dan legal program bimbingan karier harus sudah diberikan sejak usia sekolah dasar. Hal ini sangat sesuai dengan teori perkembangan karier dari Ginzberg maupun Donald Super yang telah dibahas terdahulu.
Lebih jauh dijelaskan secara rinci pada buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan tersebut mengenai isi bimbingan karier untuk kelas-kelas rendah (kelas 1,2, dan 3) maupun untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4,5, dan 6) sebagai berikut:
a.       Mengenalkan perbedaan antar kawan sebaya;
b.      Menggambarkan perkembangan diri siswa;
c.       Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungan;
d.      Mengenalkan ketrampilan yang dimiliki siswa;
e.       Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah;
f.       Menggambarkan kegiatan setelah tamat SD;
g.      Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa;
h.      Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik;
i.        Mengenalkan alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan bahwa pilihan itu masih dapat berubah;
j.        Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak sekarang;
k.      Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran;
l.        Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya,

Isi bimbingan karier untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4,5,6):
a.       Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil;
b.      Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang;
c.       Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria;
d.      Menjelaskan jenis-jenis ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu;
e.       Melatih siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun kelak;
f.       Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya;
g.      Menjelaskan tentang pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan;
h.      Membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meneladan tokoh panutan dapat mempengaruhi karier;
i.        Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok pada masa dewasa;
j.        Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak;
k.      Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan;
l.        Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi;
m.    Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar.

E.     PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR DI SD
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas I dan II
Layanan Orientasi dan Informasi
a.       Gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah
b.      Penghargaan terhadap segenap pekerjaan
c.       Gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas III dan IV
1.      Layanan Orientasi dan Informasi
a.       Gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah
b.      Penghargaan terhadap segenap pekerjaan
c.       Gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh
2.      Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten
a.       Pemahaman awal tentang perlunya memperoleh penghasilan dan pengembangan karier
b.      Pemahaman awal tentang informasi sederhana berkenaan dengan pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan (untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana yang terdapat di lingkungan para siswa)

Materi Bimbingan Karier di SD Kelas V dan VI
1.      Layanan Orientasi dan Informasi
a.       Pemantapan materi di Kelas III dan IV.
b.      Informasi lanjutan dan lebih kompleks tentang pekerjaan-pekerjaan pertanian yang lebih luas, pekerjaan di industri dan perusahaan, usaha perdagangan yang lebih luas ( toko,bank,asuransi, dsb ), usaha angkutan yang lebih luas ( transport antar kota, pelayaran, penerbangan), serta sebagai pekerjaan yang bersifat keahlian ( seperti guru, dokter, insinyur, dsb).
c.       Informasi tentang saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain serta hubungan dengan konsumen.
d.      Informasi tentang kemampuan khusus yang diperlukan untuk menjabat pekerjaan tertentu untuk ini diperlukan bakat, minat, dan keterampilan tertentu.
e.       Informasi tentang diperlukannyas keuletan dan ketabahan dalam mengajar dan menggembangkan karier tertentu untuk ini diperlukan pertimbangan yang hati-hati dan matang untuk memilih pekerjaan atau karier tertentu.
f.       Informasi tentang diperlukannya berbagai informasi yang tepat berkenaan dengan pemilikan pekerjaan atau karier.
g.      Informasi awal tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita karier tertentu.
2.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
Menempatkan dan menyalurkan siswa ke dalam kelompok untuk mempelajari:
a.       Berbagai jenis pekerjaan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh
b.      Sekolah lanjutan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh khususnya dikaitkan dengan aspek-aspek pekerjaan dan/atau karier tertentu
3.      Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten
a.       Pemantapan materi di Kelas III dan IV .
b.      diskusi untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang:
1)      Berbagai jenis pekerjaan dan upaya memperoleh penghasilan
2)      Saling ketergantungan antara berbagai jenis pekerjaan.
3)      Kemampuan khusus untuk pekerjaan tertentu- apakah siswa dapat dimungkinkan memiliki kemampuan itu?
4)      Sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita pekerjaan atau karier.

F.     TENAGA PROFESIONAL DALAM KEGIATAN BIMBINGAN KARIR DI SD
1.      Modal Personal
Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah berbagai ciri personal yang ada dan dimiliki secara pribadi oleh tenaga penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Modal personal tersebut adalah:
a.       Berwawasan luas: memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, terutama tentang perkembangan peserta didik pada usia sekolahnya, perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi/kesenian dan proses pembelajarannya, serta pengaruh lingkungandan modernisasi terhadap peserta didik.
b.      Menyayangi anak: memiliki kasih sayang yang mendalam terhadap peserta didik; rasa kasih sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/ Guru kelas benar-benar dari hati sanubarinya (tidak berpura-pura atau dibuat-buat) sehingga peserta didik secara langsung merasakan kasih sayang itu.
c.       Sabar dan bijaksana: tidak mudah marah dan/atau mengambil tindakan keras dan emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai dengan kepentingan perkembangan mereka; segala tindakan yang diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan yang matang.
d.      Lembut dan baik hati: tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/Guru Kelas selalu menggenakkan hati, hangat, dan suka menolong.
e.       .Tekun dan teliti: Guru Pembimbing/Guru Kelas setia mengikuti tingkah laku dan perkembangan peserta didik sehari-hari dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah laku dan perkembangan tersebut.
f.       Menjadi contoh: tingkah laku, pemikiran, pendapat dan ucapan-ucapan Guru Pembimbing/Guru Kelas tidak tercela dan mampu menarik peserta didik untuk menggikutinya dengan senang hati dan suka rela.
g.      Tanggap dan mampu mengambil tindakan: Guru Pembimbing/Guru Kelas cepat memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi diri pada peserta didiknya, serta mengambil tindakan secara cepat untuk mengatasi dan/atau mengantisipasi apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi itu.
h.      Memahami dan bersikap positif pelayanan bimbingan dan konseling: Guru Pembimbing/Guru Kelas memahami fungsi dan tujuan serta seluk-beluk pelayanan bimbingan dan konseling, serta dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga melaksanakannya secara profesional sesuai dengan kepentingan dan perkembangan peserta didik.
2.      Modal Profesional
Modal Profesional mencakup kematangan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling. Dengan modal profesional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya, dan kode etik profesionalnya.
Apabila semua modal personal dan modal profesional tersebut dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Kelas serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata terhadap peserta didik, yaitu dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, dapat diyakini pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan lancar dan sukses. Tangan dingin dan terampil tenaga pembimbing yang menggarap lahan subur di sekolah untuk pekerjaan bimbingan dan konseling diharapkan akan membuahkan para peserta didik yang berkembang secara oiptimal.
3.      Modal Instrumental
Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan berbagai prasarana dan sarana yang merupakan modal Instrumental bagi suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, seperti ruangan yang memadai perlengkapan kerja sehari-hari, istrumen BK, dan sarana pendukung lainnya. Dengan kelengkapan instrumental seperti itu kegiatan bimbingan dan konseling akan diperlancar dan keberhasilannya akan lebih dimungkinkan.
Di samping itu, suasana profesional pengembangan peserta didik secara menyeluruh perlu dikembangakan oleh seluruh personil sekolah. Suasana profesional ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya ketiga jenis modal tersebut, terlebih lebih lagi adalah terwujudnya saling pengertian, kerja sama dan saling membesarkan diantara seluruh personil sekolah.













KESIMPULAN

Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bekerja serta berhasil  dengan Pekerjaan yang dijabatnya. Didalam masyarakat secara luas terdapat berbagai jenis pekerjaan  yang telah dijabatnya.karier seseorang bukanlah sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya,melainkan suatu pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan potensi diri dari orang yang menjabatnya. Oleh karenanya bimbingan karier perlu ditanamkan sejak disekolah dasar,agar siswa sekolah dasar mencapai kematangan dan perkembangan dalam berkarier bimbingan karier itu perlu diberikan kepada para siswa untuk menyaring serta menyeleksi potensi-potensi yang dimiliki oleh para siswa dalam menentukan pilihannya untuk mewujudkan dirinya pada pekerjaan,jabatan atau karier yang tersedia..   Karena pekerjaan  merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, maka perlu direncanakan secara matang.


SARAN
kematangan dan perkembangan karier pada siswa sekolah dasar perlu diterapkan, melalui layanan bimbingan karier. Dalam hal ini peran konselor maupun guru pembimbing sangat dibutuhkan,agar tercapainya program-program pengembangan karier serta tujuan-tujuan bimbingan karier di sekolah dasar terlaksana. Konselor harus memiliki modal profesional(wawasan,pengetahuan,keterampilan, nilai dan sikap) dalam layanan bimbingan karier di sekolah dasar.












DAFTAR PUSTAKA

Salahudin, Anas, Drs. 2010. Bimbingan dan Konselin. Bandung : CV Pustaka Setia
Ketut sukardi, dewa, Drs. 1984. Bimbingan Karir di sekolah-sekolah. Jakatra : Ghalia Indonesia.
Juntika Nurihsan, Achmad, Dr. 2006. Bimbingan dan konseling . Bandung : Aditama
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia
Nasution, Noehi,Drs, Dkk. 1998. Psikologi pendidikan. Jakarta : direktorat jenderal Pembinaan Kelembangaan Agama Islam Dan Universitas Terbuka.
Tohirin, Drs. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : Rajawali Pers.
Prayitno H. Dan Eman Amti,1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.