BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menghadapi
era globalisasi dan tantangan dunia pekerjaan yang semakin kompetitif,
mengarahkan murid sedini mungkin mengenali karir, merupakan upaya strategis
dalam mempersiapkan generasi yang tangguh. karir bukan kegiatan yang baru dan
tiba-tiba melainkan memiliki perjalanan yang cukup panjang. Masa usia sekolah
dasar dikatakan sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung usia 6 tahun
hingga kira-kira usia 11 atu 12 tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak
masuk sekolah dasar yang merupakan sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak
akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya.
Sekilas
perjalanan bimbingan karir mengantar kita untuk menambah wawasan tentang
perkembangan karir. Karir/jabatan dan pekerjaan merupakan istilah-istilah yang
memiliki kedekatan arti, namun tetap memiliki ciri khas yang berbeda.
Bimbingan
karir sangat perlu dilaksanakan pada jenjang SD karena disinilah murid mulai
dikenalkan dasar-dasar dari pada bimbingan karir. Tahapan dan karakteristik perkembangan
karir bagi anak SD memberikan wawasan kepada anak. Sebagai calon guru, bahwa
dalam tahapan perkembangan anak ada titik rawan yang dapat diintervensi secara
efektif.
Penyusunan
suatu program bimbingan karir di sekolah hendaknya didasarkan pada beberapa
prinsip sebagi berikut, di antaranya :
a. Program bimbingan karir hendaknya di
rencanakan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan terintegrasi.
b. Program bimbingan karir hendaknya
disusun dengan melibatkan diri siswa dalam proses perkembangannya.
c. Program bimbingan karier hendaknya
menyajikan berbagai macam pilihan tettang kesempatan kerja yang ada dalam
lingkungannya serta dalam dunia kerja.
d. Program bimbingan hendaknya
mempertimbangkan aspek pribadi siswa secara totalitas
e. Program bimbingan karier hendaknya
diwujudkan untuk melayani semua siswa.
B.
TUJUAN
1. mengetahui ciri-ciri anak sekolah dasar
2. mengembangkan tugas perkembangan
terhadap anak SD
3. mengetahui program bimbingan karir di SD
4. memahami dan menilai diri anak sd
terutama mengenal potensi-potensi dasar.
C.
SASARAN
Adapun
sasaran utama dalam hali ini adalah para siswa dan mahasiswa dalam
mempersiapkan kematangan karir yang akan di tempuh dan ditekuni.
BAB II
PERMASALAHAN
Mengingat kurangnya kemampuan orang
dalam berkarier ketika mereka dewasa, maka siswa sekolah dasar perlu dibekali
tentang pemahaman mereka tentang karier
sedini mungkin, agar dasar-dasar dalam berkarier sudah mulai diterapkan pada
anak dan mereka mampu mengembangkan tugas-tugas perkembangan sesuai tahap usia
mereka, serta mampu mengambil keputusan secara tepat. Siswa sekolah dasar
diharapkan bisa bertanggung jawab dengan segala apa yang menjadi tugas mereka.
Karier atau jabatan yang ditempuh
oleh anak sekolah dasar harus sesuai dengan skill, potensi, minat dan bakat
yang ada dan dimilki oleh anak tersebut untuk mencapai perkembangan kariernya. Kemudian
siswa dapat menghasilkan prestasi yang
baik dalam jabatan tersebut.
Sekarang ini banyak masalah-masalah
yang timbul sehingga sulit untuk mencari jalan keluar permasalahan tersebut,
masalah yang sering timbul dalam karir adalah :
1. Penempatan
lapangan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan
2. Kurangnya
informasi tentang dunia kerja
3. Penyalahgunaan
jabatan
4. Ketidak
pahaman tentang karir
5. Ketelitian
dalam menjalankan karir
6. Hanya
memikirkan kesenangan karir tanpa memikirkan dampak ke depannya.
7. Timbulnya
hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungan
8. Kurangnya
pemahaman-pemahaman nilai-nilai yang ada pada dirinya dan dalam masyarakat.
BAB
III
ISU-ISU
PERKEMBANGAN KARIER
Dewasa
ini banyak timbul isu-isu mengenai kurangnya pemahaman dan layanan tentang
karir belum sepenuhnya diterapkan di tingkat sekolah dasar. Pada dasarnya
tingkatan SD sudah memiliki kematangan dan dapat berkembang karirnya sesuai
dengan tugas perkembangan mereka sesuai usianya.
Adanya
hambatan-hambatan dalam proses perkembangan karirnya membuat mereka tidak dapat
mengembangkan potensi, minat dan bakatnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN DAN
KEMATANGAN KARIER ANAK SEKOLAH DASAR
A.
CIRI-CIRI ANAK SEKOLAH DASAR
1.
Karekteristik Umum
Masa
keserasian anak sekolah dasar dapat di perinci menjadi dua fase, yaitu :
a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar,
kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10
b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar,
kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13.
I.
Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar
Beberapi
ciri khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti yang disebut
dibawah ini :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi
antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
2. Adanya sikap yang cenderung untuk
mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
3. Ada kecenderungan memuji sendiri
4. Suka membanding-bandingkan dirinya
dengan anak lain, kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak
lain.
5. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu
permasalahan maka permasalahan itu dianggapnya tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8
tahun) anak menghendaki nilai (angka rapot) yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
II.
Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa
ciri khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut :
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang kongkrit, hal ini menimbulkan adanya kecenderuangan untuk
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis
2. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin
belajar
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat
terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh ahli-ahli yang mengikuti
teori faktor yang ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor
4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak
membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya
dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
5. Pada masa ini anak memandang nilai
(angka rapor) sebagi ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi
sekolah
6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk
kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama di dalam permainan
ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional,
mereka membuat peraturan sendiri
2.
Karakteristik Khusus
1. Faktor Intelekual
Faktor
intelektual dari siswa ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan
hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya melalui
konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata gambar).
Perkembangan
faktor intelektual, siswa sekolah dasar, dapat ditelusuri mulai dari masa
bermain. Dengan mulainya anak bersekolah, maka dunianya semakin luas dan
demikian minatnya. Dengan bertambah luas minatnya, maka bertambah pula
pengertiannya tentang orang-orang dan benda-benda yang sebelumnya sedikit
sekali atau sama sekali tidak berarti baginya.
Tidak
hanya pemahamannya mengenai lingkungannya meningkat melalui pengajaran formal
yang diterima di kelas, tetapi juga diperluas melalui pertukaran pikiran dengan
teman-teman sebayanya dan melalui kemampuan membacanya. Dari pengalamannya yang
diperluas dan dari pelajaran-pelajarannya di sekolah, anak mengembangkan sikap
yang lebih realistis.
2. Faktor Kognitif
Melalui
kemampuan kognitif ini, siswa dapat menghadirkan realitas dunia di dalam
dirinya sendiri, dan hal-hal yang bersifat material dan berperaga sepeti
perabot rumah tangga, kendaraan, bangunan dan orang, sampai hal-hal yang tidak
bersifat material dan berperaga seperti ide “keadilan, kejujuran” dan lain
sebagainya. Perlu diingat bahwa mengingat dan berpikir merupakan aktivitas
kognitif yang utama.
Mengingat
adalah yang membuat orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa
lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau. Ada dua
bentuk mengingat, yaitu : mengenal kembali dan mengingat kembali.
Dalam
berpikir, siswa berhadapan dengan objek-objek yang diwakili dalam kesadaran.
Dalam berpikir objek hadir dalam bentuk representasi yang paling pokok adalah
tanggapan, pengertian atau konsep dan lambang verbal. Makin berkembang si anak,
makin kaya ia akan tanggapan-tanggapan.
3. Faktor Verbal
Faktor
verbal pada masa usia sekolah dasar adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang
dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa. Pada saat ini mereka mengerti dengan
mudah instruksi-instruksi yang diberikan oleh orang lain dan mengerti ati cerita-cerita yang akan
dibacakan kepada mereka. Mendengarkan radio dan menonton televisi ternyata
sangat menguntungkan bagi perkembangan penbendaharaan bahasa anak-anak.
Sepanjang
masa sekolah pandangan sosial anak bertambah luas, dan ia menemukan bahwa
bahasa merupakan alat yang penting untuk kesatuan kelompok. Menyadari hal ini,
menyebabkan motivasinya menjadi lebih besar untuk belajar berbicara lebih baik.
Ia juga menyadari bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang sederhana, seperti
menangis dan gerakan-gerakan tangan, secara sosial tidak diterima dan ini
memberinya inisiatif yang lebih untuk meningkatkan kemampuan bahasanya. Di
samping itu, sekolah menekankan pula perkembangan perbendaharaan kata susunan
kalimat. Dengan pandainya anak membaca, maka bertambah pula perbendaharaan
katanya dan ia semakin mengenal bentuk-bentuk susunan kalimat yang benar.
4. Faktor Motorik
Keterampilan
motorik memainkan peran penting dalam keberhasilan anak di sekolah dan dalam
pergaulannya dengan anak-anak lain. Anak cenderung untuk menarik diri dari kelompoknya dan mengembangkan
sikap-sikap yang kurang sehat terhadap dirinya sendiri dan kehidupan sosialnya. Pasa umumnya anak
diberi kesempatan, seringkali mengikuti kegiatan motorik yang beraneka ragam,
mereka mau berlatih tanpa kenal lelah untuk mencapai sukses dan mereka bangga
atas pencapaiannya. Dengan berlatih akan tercapainya peningkatan baik dalam
kecepatan maupun ketepatan.
5. Faktor emosional
Anak
SD mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidak dapat diterima
dalam masyarakat, maka mereka mulai belajar mengendalikan dan mengontrol
ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi pada anak, dipengaruhi oleh
suasana kehidupan ekspresi emosi didalam keluarga. Berbagai emosi yang dialami
anak SD adalah marah, takut, cemburu, rasa ingin tahu dan kegembiraan yang
meluap.
6. Perkembangan
moral
Pada
usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari
orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini anak sudah dapat
memahami alasan mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat
mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah ataua
baik-buruk.
7. Perkembangan
Spiritual
Sebagai
anak yang tengah berada dalam tahap pemikiran operasional konkret, maka
anak-anak usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan
interpretasi secara konkret. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemahamannya
mengenai konsep-konsep keagamaan. Misalnya gambaran tentang tuhan, pada awalnya
anak-anak akan memahami tuhan sebagai subuah konsep konkret yang mempunyai
perwujudan real, serta memiliki sifat pribadi sperti manusia. Namun seiring
perkembangan kognitifnya, konsep ketuhanan yang bersifat konkret ini mulai
berubah menjadi abstrak. Dengan demikian, gagasan-gagasan keagamaan, yaang
bersifat abstrak dipahami secara konkret, seperti tuhan itu satu, tuhan itu
amat dekat, tuhan itu ada dimana-mana, mulai dapat di pahami.
8. Perkembangan
fisik
Sampai
dengan usia sekitar 6 tahun telihat bahwa badan anak bagian atas berkembang
lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif masih pendek,
kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi
bertumbuh sekitar 5% hingga 6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun.
Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inchi dengan berat 22,5 kg.
Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inchi dan berat 40-42,5 kg (Mussen,
Conger & Kagan, 1969).
Jadi,
pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang
badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar.
Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pada saat yang sama, masa dan kekuatan otot-otot seacar berangsur-angsur
bertambah. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan
lathan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak
laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan (Santrock, 1995).
9. Perkembangan
Spiritual
Sebagai
anak yang tengah berada dalam tahap pemikiran operasional konkret, maka
anak-anak usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan
interpretasi secara konkret. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemahamannya
mengenai konsep-konsep keagamaan. Misalnya gambaran tentang tuhan, pada awalnya
anak-anak akan memahami tuhan sebagai subuah konsep konkret yang mempunyai
perwujudan real, serta memiliki sifat pribadi sperti manusia. Namun seiring
perkembangan kognitifnya, konsep ketuhanan yang bersifat konkret ini mulai
berubah menjadi abstrak. Dengan demikian, gagasan-gagasan keagamaan, yaang
bersifat abstrak dipahami secara konkret, seperti tuhan itu satu, tuhan itu
amat dekat, tuhan itu ada dimana-mana, mulai dapat di pahami.
B.
TUGAS PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Masa sekolah merupakan masa yang
penting bagi manusia, terutama menyangkut pembentukan mental dan sosialnya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa ini ialah:
1.
Belajar
memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
Melalui perumbuhan fisik dan otak anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, senam pagi, dan permainan-permainan ringan.
Melalui perumbuhan fisik dan otak anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, senam pagi, dan permainan-permainan ringan.
2.
Membentuk
sikap-sikap sehat terhadap dirinya demi kepentingan organismenya yang sedang
tumbuh.
Hakikat tugas ini ialah :
a.
mengembangkan
kebiasaan untuk memelihara badan.
b.
mengembangkan
sikap positif terhadap jenis kelaminnya dan juga menerima dirinya.
c.
Belajar
bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di
sekolah atau teman sebyanya mungkin diwarnai perasaan senang atau tidak senang.
d.
Belajar
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.Apabila anak sudah masuk
sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan akan
tampak bahwa permainan yang dilakukan akan berbeda antara laki-laki dan
perempuan.
e.
Belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Pada usia 6-12 tahun
disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya
sudah cukup matang untuk menrima pengajaran.
f.
Belajar mengembangkan
konsep sehari-hari. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu disebut konsep
(tanggapan). Bertambahnya pengalaman akan menambah perbendaharaan konsep pada
anak. Semakin bertambah pengetahuan, semakin besar pula konsep yang diperoleh.
g.
Mengembangkan
kata hati. Hakikat tugas ini ialah, mengembangkan sikap dan perasaan yang
berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan
penghargaan terhadap peraturan agama disertai dengan perasaan senang untuk melakukan
atau tidak melakukannya.
h.
Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini ialah, utnuk
dapat menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana,
berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang dari pengaruh orangtua
dan orang lain.
i.
Mengembangkan
sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
Hakikat tugas ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai orang lain.
Hakikat tugas ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai orang lain.
C.
BIMBINGAN
KARIR DI SD
Dalam bidang bimbingan karier,
pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengenali dan mulai
mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bimbingan karier di Sekolah merupakan
kegiatan yang paling awal dan mendasar bagi pengembangan karier secara
menyeluruh. Pemberian materi bimbingan karier untuk para siswa disesuaikan
dengan jenjang pendidikan yang diikutinya. Bagi siswa SD pada umumnya,
bimbingan karier dimaksudkan untuk:
1. Mengembangkan
sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan. Dalam hal ini guru kelas harus
berhati-hati. Guru kelas menunjukkan atau menampilkan prasangka ataupun
kecenderungan tertentu terhadap jenis-jenis pekerjaan (misalnya, pekerjaan
tertentu disikapi positif, sedang lainnya disikapi negatif).
2. Membawa
para siswa menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada, terentang dari
pekerjaan yang dijabat orang tua sampai ke segala macam pekerjaan di
masyarakat.
3. Menjawab
berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan. Dorongan ingin tahu anak-anak
akan membawa mereka menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan. Dalam hal ini
jawaban atau informasi yang tepat dan benar harus segera diberikan setiap waktu
bertanya.
4. Menekankan
jasa dari masing-masing jenis pekerjaan, yaitu untuk kesejahteraan hidup rumah
tangga dan masyarakat (tidak hanya mengemukakan besarnya gaji atau penghasilan
yang diperoleh melalui pekerjaan itu). Perlunya bakat atau
kemampuan/keterampilan khusus untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu, terutama
pekerjaan yang bermanfaat bagi pemberian bantuan kepada sesama manusia,
hendaklah disampaikan.
Di samping itu, informasi pekerjaan
untuk siswa kelas tinggi SD perlu diperluas dan diperkuat.
Hal ini bertujuan agar mereka
memahami bahwa:
1. Pekerjaan
ada di mana-mana, di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara,
bahkan dunia. Pada tingkat perkembangan itu, siswa mulai membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang ada di desa dan di kota, di daerahnya sendiri dan di
daerah lain. Siswa dirangsang untuk mulai menyadari bahwa ada banyak macam cara
yang dilakukan oleh manusia untuk mencari penghidupan dan memenuhi kebutuhan
melalui berbagai jenis pekerjaan.
2. Terdapat
saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya. Pada diri
siswa, perlu dikembangkan bahwa untuk terlaksananya suatu pekerjaan dengan
baik, para pekerja saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh
karenanya para pekerja itu harus saling membantu dan bekerja sama.
3. .Baik
kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk
mencapai keberhasilan bagi sebagian jenis pekerjaan.
4. Untuk
memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat (yaitu tentang hakikat
pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, dsb).
5. Ada
berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang menginginkan
pekerjaan tertentu (seperti peralatan mahal, biaya untuk program pendidikan dan
pelatihan mahal dan waktunya lama, kondisi kerja kurang menyenangkan, dsb).
6. Untuk
memilih pekerjaan atau karier di masa depan perlu kehati-hatian dan
pertimbangan yang matang.
D. PROGRAM BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR
Pada
tahun 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melalui
Direktorat Pendidikan Dasar, telah menerbitkan buku Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan Siswa di Sekolah Dasar dalam rangka pelaksanaan Kurikulum tahun
1994. Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi layanan bimbingan di Sekolah
Dasar ada tiga, yaitu: (1) bimbingan pribadi-sosial, (2) bimbingan belajar, dan
(3) bimbingan karier. Jadi jelaslah bahwa secara formal dan legal program
bimbingan karier harus sudah diberikan sejak usia sekolah dasar. Hal ini sangat
sesuai dengan teori perkembangan karier dari Ginzberg maupun Donald Super yang
telah dibahas terdahulu.
Lebih
jauh dijelaskan secara rinci pada buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan
tersebut mengenai isi bimbingan karier untuk kelas-kelas rendah (kelas 1,2, dan
3) maupun untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4,5, dan 6) sebagai berikut:
a. Mengenalkan perbedaan antar kawan
sebaya;
b. Menggambarkan perkembangan diri siswa;
c. Menjelaskan bahwa bekerja itu penting
bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungan;
d. Mengenalkan ketrampilan yang dimiliki
siswa;
e. Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang
ada di lingkungan sekolah;
f. Menggambarkan kegiatan setelah tamat SD;
g. Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang
dilakukan orang dewasa;
h. Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang
menarik;
i.
Mengenalkan
alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan bahwa pilihan itu masih dapat
berubah;
j.
Menjelaskan
bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak sekarang;
k. Mengenalkan bahwa seseorang dapat
memiliki banyak peran;
l.
Menjelaskan
bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya,
Isi
bimbingan karier untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4,5,6):
a. Menjelaskan manfaat mencontoh
orang-orang yang berhasil;
b. Melatih siswa menggambarkan kehidupan di
masa yang akan datang;
c. Membimbing diskusi mengenai pekerjaan
wanita dan pria;
d. Menjelaskan jenis-jenis ketrampilan yang
dikaitkan dengan pekerjaan tertentu;
e. Melatih siswa membayangkan hal-hal yang
akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun kelak;
f. Membimbing siswa tentang macam-macam
gaya hidup dan pengaruhnya;
g. Menjelaskan tentang pengaruh nilai yang
dianut dalam pengambilan keputusan;
h. Membimbing siswa untuk memperkirakan
bahwa meneladan tokoh panutan dapat mempengaruhi karier;
i.
Melatih
siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok pada masa dewasa;
j.
Membimbing
siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak;
k. Melatih siswa melihat hubungan antara
minat dan kemampuan;
l.
Mengenalkan
bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi;
m. Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang
ada di lingkungan sekitar.
E.
PELAKSANAAN
BIMBINGAN KARIR DI SD
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas
I dan II
Layanan Orientasi dan Informasi
a. Gambaran
tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah
b. Penghargaan
terhadap segenap pekerjaan
c. Gambaran
tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas
III dan IV
1. Layanan
Orientasi dan Informasi
a. Gambaran
tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah
b. Penghargaan
terhadap segenap pekerjaan
c. Gambaran
tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh
2. Layanan
Pembelajaran/Penguasaan Konten
a. Pemahaman
awal tentang perlunya memperoleh penghasilan dan pengembangan karier
b. Pemahaman
awal tentang informasi sederhana berkenaan dengan pekerjaan dan usaha-usaha
memperoleh penghasilan (untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana yang terdapat di
lingkungan para siswa)
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas V dan VI
1. Layanan
Orientasi dan Informasi
a. Pemantapan
materi di Kelas III dan IV.
b. Informasi
lanjutan dan lebih kompleks tentang pekerjaan-pekerjaan pertanian yang lebih
luas, pekerjaan di industri dan perusahaan, usaha perdagangan yang lebih luas (
toko,bank,asuransi, dsb ), usaha angkutan yang lebih luas ( transport antar
kota, pelayaran, penerbangan), serta sebagai pekerjaan yang bersifat keahlian (
seperti guru, dokter, insinyur, dsb).
c. Informasi
tentang saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
lain serta hubungan dengan konsumen.
d. Informasi
tentang kemampuan khusus yang diperlukan untuk menjabat pekerjaan tertentu
untuk ini diperlukan bakat, minat, dan keterampilan tertentu.
e. Informasi
tentang diperlukannyas keuletan dan ketabahan dalam mengajar dan menggembangkan
karier tertentu untuk ini diperlukan pertimbangan yang hati-hati dan matang
untuk memilih pekerjaan atau karier tertentu.
f. Informasi
tentang diperlukannya berbagai informasi yang tepat berkenaan dengan pemilikan
pekerjaan atau karier.
g. Informasi
awal tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita karier tertentu.
2. Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Menempatkan dan menyalurkan siswa ke
dalam kelompok untuk mempelajari:
a. Berbagai
jenis pekerjaan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh
b. Sekolah
lanjutan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh khususnya dikaitkan dengan
aspek-aspek pekerjaan dan/atau karier tertentu
3. Layanan
Pembelajaran/Penguasaan Konten
a. Pemantapan
materi di Kelas III dan IV .
b. diskusi
untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang:
1) Berbagai
jenis pekerjaan dan upaya memperoleh penghasilan
2) Saling
ketergantungan antara berbagai jenis pekerjaan.
3) Kemampuan
khusus untuk pekerjaan tertentu- apakah siswa dapat dimungkinkan memiliki
kemampuan itu?
4) Sekolah
lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita pekerjaan atau karier.
F.
TENAGA
PROFESIONAL DALAM KEGIATAN BIMBINGAN KARIR DI SD
1. Modal
Personal
Modal dasar yang akan menjamin
suksesnya penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
berbagai ciri personal yang ada dan dimiliki secara pribadi oleh tenaga
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Modal personal tersebut adalah:
a. Berwawasan
luas: memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, terutama tentang
perkembangan peserta didik pada usia sekolahnya, perkembangan ilmu
pengetahuan/teknologi/kesenian dan proses pembelajarannya, serta pengaruh
lingkungandan modernisasi terhadap peserta didik.
b. Menyayangi
anak: memiliki kasih sayang yang mendalam terhadap peserta didik; rasa kasih
sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/ Guru kelas benar-benar dari hati
sanubarinya (tidak berpura-pura atau dibuat-buat) sehingga peserta didik secara
langsung merasakan kasih sayang itu.
c. Sabar
dan bijaksana: tidak mudah marah dan/atau mengambil tindakan keras dan
emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai dengan kepentingan
perkembangan mereka; segala tindakan yang diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas
didasarkan pada pertimbangan yang matang.
d. Lembut
dan baik hati: tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/Guru Kelas selalu
menggenakkan hati, hangat, dan suka menolong.
e. .Tekun
dan teliti: Guru Pembimbing/Guru Kelas setia mengikuti tingkah laku dan
perkembangan peserta didik sehari-hari dari waktu ke waktu, dengan
memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah laku dan perkembangan
tersebut.
f. Menjadi
contoh: tingkah laku, pemikiran, pendapat dan ucapan-ucapan Guru
Pembimbing/Guru Kelas tidak tercela dan mampu menarik peserta didik untuk
menggikutinya dengan senang hati dan suka rela.
g. Tanggap
dan mampu mengambil tindakan: Guru Pembimbing/Guru Kelas cepat memberikan perhatian
terhadap apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi diri pada peserta didiknya,
serta mengambil tindakan secara cepat untuk mengatasi dan/atau mengantisipasi
apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi itu.
h. Memahami
dan bersikap positif pelayanan bimbingan dan konseling: Guru Pembimbing/Guru
Kelas memahami fungsi dan tujuan serta seluk-beluk pelayanan bimbingan dan
konseling, serta dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga melaksanakannya
secara profesional sesuai dengan kepentingan dan perkembangan peserta didik.
2. Modal
Profesional
Modal Profesional mencakup
kematangan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang
kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui
pendidikan dan/atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan
konseling. Dengan modal profesional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru
Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya, dan
kode etik profesionalnya.
Apabila semua modal personal dan
modal profesional tersebut dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Kelas
serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata terhadap peserta didik, yaitu
dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling,
dapat diyakini pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan lancar
dan sukses. Tangan dingin dan terampil tenaga pembimbing yang menggarap lahan
subur di sekolah untuk pekerjaan bimbingan dan konseling diharapkan akan
membuahkan para peserta didik yang berkembang secara oiptimal.
3. Modal
Instrumental
Pihak sekolah atau satuan pendidikan
perlu menunjang perwujudan kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan
menyediakan berbagai prasarana dan sarana yang merupakan modal Instrumental
bagi suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, seperti ruangan yang memadai
perlengkapan kerja sehari-hari, istrumen BK, dan sarana pendukung lainnya.
Dengan kelengkapan instrumental seperti itu kegiatan bimbingan dan konseling
akan diperlancar dan keberhasilannya akan lebih dimungkinkan.
Di samping itu, suasana profesional
pengembangan peserta didik secara menyeluruh perlu dikembangakan oleh seluruh
personil sekolah. Suasana profesional ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya
ketiga jenis modal tersebut, terlebih lebih lagi adalah terwujudnya saling
pengertian, kerja sama dan saling membesarkan diantara seluruh personil
sekolah.
KESIMPULAN
Setiap
orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bekerja serta berhasil dengan Pekerjaan yang dijabatnya. Didalam
masyarakat secara luas terdapat berbagai jenis pekerjaan yang telah dijabatnya.karier seseorang
bukanlah sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya,melainkan suatu pekerjaan
yang benar-benar sesuai dengan potensi diri dari orang yang menjabatnya. Oleh
karenanya bimbingan karier perlu ditanamkan sejak disekolah dasar,agar siswa
sekolah dasar mencapai kematangan dan perkembangan dalam berkarier bimbingan
karier itu perlu diberikan kepada para siswa untuk menyaring serta menyeleksi
potensi-potensi yang dimiliki oleh para siswa dalam menentukan pilihannya untuk
mewujudkan dirinya pada pekerjaan,jabatan atau karier yang tersedia.. Karena pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam
kehidupan manusia, maka perlu direncanakan secara matang.
SARAN
kematangan dan perkembangan karier
pada siswa sekolah dasar perlu diterapkan, melalui layanan bimbingan karier.
Dalam hal ini peran konselor maupun guru pembimbing sangat dibutuhkan,agar
tercapainya program-program pengembangan karier serta tujuan-tujuan bimbingan
karier di sekolah dasar terlaksana. Konselor harus memiliki modal
profesional(wawasan,pengetahuan,keterampilan, nilai dan sikap) dalam layanan
bimbingan karier di sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Salahudin, Anas, Drs. 2010. Bimbingan dan Konselin. Bandung : CV
Pustaka Setia
Ketut sukardi, dewa, Drs. 1984. Bimbingan Karir di sekolah-sekolah.
Jakatra : Ghalia Indonesia.
Juntika Nurihsan, Achmad, Dr. 2006. Bimbingan dan konseling . Bandung : Aditama
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan konseling di Institusi
Pendidikan. Jakarta : Gramedia
Nasution, Noehi,Drs, Dkk. 1998. Psikologi pendidikan. Jakarta :
direktorat jenderal Pembinaan Kelembangaan Agama Islam Dan Universitas Terbuka.
Tohirin, Drs. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dan
Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : Rajawali Pers.
Prayitno
H. Dan Eman Amti,1999. Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.
http://yiebawej.blogspot.com/2010/06/bimbingan bagi wawasan karir
anak sekolah dasr .html
(diakses maret 2011)